oleh: Pdt. Jotje Hanri Karuh
“Demikianlah hendaknya orang
memandang kami sebagai hamba-hamba Kristus, yang kepadanya dipercayakan
rahasia Allah. Yang akhirnya dituntut dari pelayan-pelayan yang demikian
ialah, bahwa mereka ternyata dapat dipercayai.”
Berbicara mengenai seorang Guru Sekolah Minggu yang ideal berarti
kita berbicara mengenai pola sikap dan kehidupan yang harus dibangun
dan nampak dalam diri seorang Guru Sekolah Minggu. Pengertian ‘ideal’
menurut saya lebih menunjuk kepada kemampuan dalam memainkan perannya
sebagai seorang pendidik rohani bagi anak-anak dan dalam upayanya
membangun relasi yang tepat dengan dirinya sendiri, anak-anak, orangtua
anak, rekan sepelayanan, gereja dan dengan Tuhannya.
Oleh sebab itu, ada baiknya kita berbicara terlebih dahulu mengenai
peran penting seorang Guru Sekolah Minggu. Sehingga kita dapat melihat
pola sikap dan kehidupan seperti apa yang harus dibangunnya agar dapat
mencapai kategori ‘ideal’ dalam pelayanannya.
PERAN SEORANG GURU SEKOLAH MINGGU
Seorang Guru Sekolah Minggu mempunyai peranan penting di gereja dalam
proses pendidikan rohani anak. Guru Sekolah Minggu merupakan
perpanjangan tangan Majelis Jemaat dalam pembinaan terhadap anak-anak.
Adapun yang menjadi tugas dan panggilan seorang Guru Sekolah Minggu
terhadap anak-anaknya ialah:
- Mengajar ( I Timotius 2: 7). Guru sekolah Minggu menyampaikan pokok-pokok iman yang menjadi dasar kehidupan kekristenan.
- Memberikan teladan ( I Kor.11:1; Filipi 3: 7; I Tim. 4:
11-13). Seorang Guru Sekolah Minggu akan mempunyai pengaruh yang
luar biasa terhadap muridnya karena mereka mudah sekali meniru
tutur kata dan tingkah laku gurunya. Oleh sebab itu, Guru Sekolah
Minggu perlu selalu memperhatikan dirinya sendiri apakah ia telah
menjadi teladan yang baik bagi muridnya; baik ketika berada di
dalam kelas maupun ketika berada di luar ruangan Sekolah Minggu.
- Menginjili (I Timotius 2: 7). Dalam mengajar seorang Guru
Sekolah Minggu tidak menyampaikan kebenaran iman kristen, tetapi
juga memberitakan kabar baik bahwa Allah mengasihi manusia supaya
jiwa anak-anak diselamatkan.
- Mendoakan (II Timotius 1: 11-12). Mendoakan anak-anak dan
keluarganya merupakan bagian penting yang harus doilakukan oleh
seorang Guru Sekolah Minggu untuk menjalin komunikasi dan keakraban
dengan anak-anak dan orangtuanya.
- Menggembalakan (Yehezkiel 34:2-6; Yohanes 10:11-18).
Seorang Guru Sekolah Minggu tidak hanya pengajar tetapi juga
gembala bagi domba-dombanya. Seorang gembala yang baik mengenal dan
mengasihi setiap dombanya; dan tidak akan membiarkan seekor domba
pun berada dalam kesulitan. Itulah juga peran yang harus dilakukan
oleh Guru Sekolah Minggu. Ia harus mengenal dan membimbing
anak-anak yang berada di kelasnya dan menolong anak-anak yang sedang
mengalami kesulitan sejauh yang dapat dilakukannya. Pelawatan anak
(dan tentunya juga kepada orangtuanya) merupakan hal penting
lainnya yang harus dan perlu dilakukan oleh Guru Sekolah Minggu.
POLA HIDUP SEORANG GURU SEKOLAH MINGGU
Inti yang paling utama dari sekolah minggu bukanlah buku-buku
pelajarannya atau perlengkapan kelasnya atau organisasinya yang rapi;
melainkan gurunya. Guru sekolah minggu mempunyai peran yang penting
dalam sekolah minggu. Ada beberapa segi kehidupan yang harus dicermati
oleh seorang guru sekolah minggu dalam pelayanannya sehingga ia dapat
memainkan peran seperti tersebut di atas dengan baik.
1. Hubungan pribadinya dengan Tuhan
Mengapa Anda menjadi Guru Sekolah Minggu? Apakah karena Anda merasa
mempunyai kewajiban terhadap gereja? Ataukah karena ketua Sekolah
Minggu memerlukan Anda dan Anda takut mengecewakannya? Seorang guru yang
mempunyai motivasi semacam ini pasti akan gagal!
Apakah Anda menjadi guru oleh karena panggilan Tuhan? Apakah Anda
mengajar oleh karena hal itu adalah hak yang istimewa untuk melayani
Tuhan? Apa pun yang menjadi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini, ada
satu hal yang penting bahwa guru harus tahu, bahwa ia bertanggung jawab
kepada Tuhan.
Sebagai seorang Guru Sekolah Minggu ia harus memiliki sikap iman yang
teguh, yaitu meyakini keselamatan yang dikerjakan oleh Tuhan Yesus
Kristus; meyakini bahwa anak-anak yang dilayani juga membutuhkan
keselamatan dari Tuhan Yesus; ia pun harus melihat dan meyakini
(sebagaia hasil pergumulan imannya) bahwa pelayanannya di Sekolah Minggu
merupakan jawaban atas panggilan Tuhan dalam tugas khusus tersebut.
Dengan menaikkan tekanan dari kewajiban biasa kepada suatu tanggung
jawab yang diberikan oleh Tuhan, seorang Guru Sekolah Minggu akan
menjadi seorang pendidik yang berguna sekali bagi Tuhan baik di dalam
kehidupannya maupun dalam pengajarannya. Tuhan mengharapkan Anda
melakukan hal itu !
2. Hubungannya dengan anak sekolah minggu
Dalam perannya sebagai seorang pendidik, tanggungjawab seorang Guru Sekolah Minggu terhadap anak-anaknya ialah sebagai berikut:
a. Mendoakan anak sekolah minggu
Tidak cukup jikalau guru hanya menyiapkan pelajaran secara teliti
saja, tetapi seharusnya pelajaran itu dilengkapi dengan permintaan doa.
Hanya bila diperlengkapi dengan Roh Tuhan, ia dapat mengharapkan
hasil-hasil yang baik. Lebih jauh, guru harus juga mendoakan anggota
kelasnya setiap hari. la harus menjadi seorang perantara yang benar.
Betapa indahnya kesempatan yang dialaminya untuk memohon di hadapan
takhta anugerah Allah akan segala keperluan rohani para muridnya.
b. Menasihati anak sekolah minggu
Seorang guru yang menjadi sahabat dari setiap anggota kelasnya,
kadang-kadang dituntut untuk menjadi penasihat. Setiap orang
kadang-kadang memerlukan seseorang untuk dapat mengeluarkan seluruh isi
hatinya. Dalam hal ini, guru tidak perlu menjadi seorang ahli ilmu jiwa
untuk dapat menolong.
Satu sikap bersahabat ditambah dengan hati yang penuh pengertian dan
kesediaan untuk mendengar dapat menolong para murid pada saat mereka
memerlukan pertolongan. Percayalah kepada Tuhan bahwa la akan memberikan
akal budi dan nasihat yang baik kepada Anda untuk murid yang datang
meminta pertolongan kepada Anda.
c. Mengajar anak sekolah minggu
Setiap guru harus menjaga dengan teliti kesempatan untuk menyajikan
pelajaran yang telah disiapkan. Pengumuman kelas dan rencana
aktivitas-aktivitas harus diberi waktu sesingkat mungkin dan guru jangan
mengizinkan penyelaan-penyelaan yang tidak perlu selama jam pelajaran.
d. Memimpin anak sekolah minggu
Sebagaimana guru, begitu pulalah murid-muridnya.” Jikalau guru tidak
datang setiap minggu dan datang terlambat, dengan sendirinya sikap guru
itu akan cepat ditiru oleh para muridnya. Kalau para murid Sekolah
Minggu dapat datang di kelas sebelum sekolah minggu dimulai, seorang
Guru Sekolah Minggu harus lebih dulu ada di sana untuk menyambut mereka.
Satu sikap yang tidak peduli di sini, pasti akan memberikan kesan
yang tidak baik kepada para murid dan ia akan bersalah dalam hal
terjadinya penurunan kualitas kegiatan di kelas sekolah minggu. Anda
sebagai guru adalah penunjuk jalan — pimpinlah !
Seorang guru yang ramah menghasilkan kelas yang ramah pula. Jangan
mengasihi seorang anak lebih daripada anak yang lain. Suatu sikap pilih
kasih, menimbulkan banyak rintangan. Anak-anak sangat halus perasaannya
terhadap sikap guru kepadanya. Perlakukanlah setiap anak sama baik dan
ramahnya.
Bersahabatlah dengan mereka dalam segala hal. Usahakanlah agar Anda
dapat menjadi contoh yang nyata dalam memberi, bersaksi, menghafal ayat,
setia memperhatikan orang lain dan rela bekerja sarna dengan orang lain
e. Berbakti bersama-sama dengan para murid
Guru harus ikut serta dalam kebaktian anak dengan penuh semangat dan
rasa hormat. Seorang guru yang berbisik-bisik pada waktu berdoa sungguh
tidak pada tempatnya.
Anda harus selalu menjadi seorang teladan bagi mereka yang
sungguh-sungguh berbakti dengan menunjukkan suatu sikap rendah hati
serta pengabdian yang sungguh kepada Allah.
Tundukkanlah kepala selama berdoa, ikutlah menyanyi pada waktu
menyanyi dan milikilah perhatian yang sungguh-sungguh selama kebaktian
berlangsung.
Kesemua hal tersebut akan menghasilkan keuntungan yang besar dalam
pelayanan Anda. Tidak ada seorang pun yang dapat berbakti sambil membuat
persiapan terakhir untuk cerita yang akan disampaikan.
3. Hubungan kerekanan dengan rekan sepelayanan
Keberhasilan dalam pelayanan di Sekolah Minggu tidak bergantung
kepada seseorang, melainkan kepada kesatuan, komitmen dan kerjasama
antar Guru Sekolah Minggu. Seorang Guru Sekolah Minggu harus terus
mengembangkan kemampuannya bekerjasama dengan orang lain, yakni
rekan-rekan Guru Sekolah Minggu dan Komisi Anak, Majelis jemaat dan
orangtua anak Sekolah Minggu.
Kemampuan kita dalam bekerjasama dengan rekan sepelayan lainnya akan
memberikan dampak besar dalam perkembangan gereja. Mengapa demikian?
- Karena kehadiran Allah dijanjikan di dalam persekutuan yang sehati-sepikir (bdk. Mat.18:19-20; Fil.2:1-3)
- Kerjasama yang baik akan menghasilkan pola pelayanan yang saling menunjang satu dengan yang lainnya
- Kerjasama yang serasi menjadi suatu teladan bagi jemaat untuk mengembangkan kesehatian
- Kerjasama akan menjadi wadah dimana seseorang dikuatkan dari
berbagai kelemahannya baik moral-spiritual maupun
kekurang-mampuannya dalam pelayanan
- Kerjasama yang baik akan meningkatkan motivasi dan komitmen pelayanan kita
4. Hubungan pribadinya dengan gereja
Seorang guru sekolah minggu yang baik menyadari bahwa dirinya
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan pembinaan yang
dilakukan gereja terhadap warga jemaatnya.
Oleh sebab itu, setiap Guru Sekolah Minggu harus memahami dan
mengaplikasikan apa yang menjadi visi dan misi gerejanya dalam konteks
sekolah minggu. Setiap program dan kegiatan harus disesuaikan dengan
kebijakan gereja.
Setiap Guru Sekolah Minggu juga perlu mendorong anak-anak sekolah
minggu untuk mempunyai kepedulian dan rasa memiliki terhadap gerejanya.
Sehingga pada saatnya nanti mereka mau memberikan pelayanannya kepada
Tuhan melalui gerejaNya. Sehingga pada akhirnya proses regenerasi
kepemimpinan di jemaat tersebut dapat berjalan dengan baik dan
terencana.
5. Hubungan pribadinya dengan dirinya sendiri
Seorang guru sekolah minggu yang baik akan terus berusaha
meningkatkan kualitas dirinya. Ia tidak boleh cepat merasa puas dengan
kemampuan yang dimilikinya. Ia harus mempunyai tekad dan kerinduan untuk
terus belajar mengembangkan dirinya.
Pengembangan kualitas diri itu menyangkut kemampuannya dalam:
- Proses belajar mengajar di kelas sekolah minggu (yang meliputi
pengenalan dan pemahaman Alkitab yang memadai sebagai sumber
pengajaran gereja dan pengajaran yang dilakukannya di Sekolah
Minggu; keterampilan bercerita, menyanyi, psikologi anak,
penguasaan kelas, prinsip dan metode penggembalaan dan sebagainya);
Kualitas hubungannya dengan sesama dan Tuhannya.
- Memiliki sikap mental yang dewasa, yaitu penampilan yang pantas
selaku teladan anak, bertolak dari kesadaran akan tanggungjawab,
kedisiplinan pelayanan dan kerelaan berkorban
- Integritas dalam pelayanan. Integritas yang kuat akan membentuk
karakter diri yang kuat; yang pada akhirnya akan memberikan
pengaruh positif bagi pertumbuhan iman anak dan juga rekan
sepelayanannya.
JADI SIAPAKAH GURU SEKOLAH MINGGU YANG IDEAL ITU ?
Dengan melihat penjelasan tersebut di atas, kita dapat mengatakan
bahwa menjadi Guru Sekolah Minggu yang ideal pada dasarnya adalah
menjadi pendidik yang dapat dipercaya, seperti yang dikatakan Paulus
dalam I Korintus 4: 1-2. Dipercaya oleh siapa? Dipercaya oleh Tuhan,
anak-anak, orangtua anak, rekan sepelayanan dan gerejanya. Sebagai
manusia memang tidak ada yang sempurna. Tetapi bukankah salah satu
panggilan Tuhan kepada kita ialah bagaimana kita terus memacu dan
memproses diri kita agar setiap hari semakin sempurna di hadapanNya!
(bdk. Matius 5: 48). Sehingga orang dapat melihat keteladanan yang kuat
yang memancar dari dalam dirinya.
Ideal tidaknya seorang Guru sekolah Minggu terlihat dari keteladanan
dan dampak positif yang diberikannya bagi kehidupan gereja, rekan
sepelayanan, anak-anak dan orangtua anak; yang kesemuanya itu ia
persembahkan bagi Tuhan. Reaksi dan sikap orang lain terhadap kita dapat
menjadi salah satu ukuran apakah kita telah menjadi seorang Guru
Sekolah Minggu yang ideal.
Berbahagialah Anda apabila menjadi Guru sekolah Minggu. Sebab tidak
setiap orang dipercayakan oleh Tuhan dan gerejaNya untuk menyiapkan
masa depan gereja. Berbahagialah Anda sebab Anda dipercayakan untuk
menyampaikan rahasia kebenaran Allah dalam firmanNYa kepada anak-anak.
Tetapi ingat! Rasa bahagia dan bangga itu harus diiringi oleh kemampuan
kita menjadi pelayanan yang dapat dipercaya.
*)
disampaikan dalam Pembinaan GSM GKI Maulana Yusuf Bandung – Maret 2004